BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Pengertian
Ilmu Ekonomi
Ilmu
ekonomi sebagai salah satu cabang Ilmu Pengetahuan diberi gelar sebagai the oldest art, and the newest
science yaitu seni yang tertua dan ilmu pengetahuan yang termuda.
Masalah-masalah ekonomi lahir serentak dengan terbitnya matahari kemanusiaan
puluhan ribu tahun silam. Tidak ada satu cabang ilmu pun yang lebih tua ataui
lebih dahulu lahir daripadanya. Kebutuhan-kebutuhan manusia akan makanan,
pakaian dan tempat tinggal telah memaksa manusia, penghuni-penghuni pertama
bumi ini, untuk bergumul dan bergaul dengan masalah-masalah ekonomi. Pada saat-saat awal kehidupan manusia, istilah ekonomi
sendiri belum ada.
Istilah ekonomi lahir di Yunani (Greek) dan dengan
sendirinya istilah ekonomi berasal dari kata-kata bahasa Yunani. Asal katanya Oikos
Nomos yang artinya management of household or estate (tata laksana
rumah tangga dan kepemilikan).
Definisi paling terkenal ilmu ekonomi adalah salah satu
cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk memberikan pengetahuan dan
pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul karena perbuatan
manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mecapai kemakmuran.
Definisi tersbut sebuah definisi ringan dan sebuah definisi yang disediakan
untuk orang-orang awam, sedangkan yang
kita perlukan adalah sebuah definisi yang memadai.
Dalam hal ini Paul Anthony Wamuelson, seorang ahli
ekonomi dari Massachusetts Institute of Technology, telah mengumpulkan enam buah definisi dari berbagai ahli lain. Keenam definisi
tersebut adalah :
1.
Ilmu
ekonomi atau ekonomi politik (political economy), adalah suatu studi
tentang kegiatan-kegiatan yang, dengan atau tanpa menggunakan uang, mencakup
atau melibatkan transaksi-transaksi pertukaran antar manusia;
2.
Ilmu
ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan pilihan yang
tepat untuk memanfaatkan sumber-sumber produktif (tanah, tenaga kerja,
barang-barang modal semisal mesin, dan pengetahuan teknik) yang langkah dan
terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan berbagai-bagai barang (misalnya daging,
mantel, perahu layar, konser musik, jalan raya, pesawat pembom) serta
mendistribusikan (membagikannya) kepada pelbagai anggota masyarakat untuk
mereka pakai/konsumsi;
3.
Ilmu
ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka sehari-hari,
(untuk) mendapat dan menikmati kehidupan;
4.
Ilmu
ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia bertingkah pekerti untuk
mengorganisir kegiatan-kegiatan konsumsi dan produksinya;
5.
Ilmu
ekonomi adalah suatu studi tentang
kekayaan;
6.
Ilmu
ekonomi adalah studi tentang cara-cara memperbaiki masyarakat.
Profesor Paul Anthony Samuelson
menyatakan bahwa setiap sarjana ekonomi
bisa saja memperluasnya menjadi berkali-kali lipat lebih banyak. Namun
demikian, Profesor Paul Anthony Samuelson akhirnya memberikan pernyataan
sebagai kesimpulan. Tulisnya: Para ahli ekonomi sekarang lebih sepakat untuk
menerima kebenaran sebuah definisi umum
sebagai berikut :
Economic is the
study of how man and society end up choosing, with or without the use of money,
to employ scare productive resources that could have alternative uses, to
produce various commodities and distributive them for consumption, now or in
the future, among various people and groups in society. It analizes the cost
and benefits of improving pattern of resoursces allocation.
Ilmu
ekonomi adalah studi mengenai cara-cara manusia dan masyarakat
menentukan/menjatuhkan pilihannya, dengan atau tanpa menggunakan uang untuk
menggunakan sumber-sumber produktif yang langkah yang dapat mempunyai
penggunaan-penggunaan alternatif, untuk memprodusir pelbagai barang serta
membagikannya untuk dikonsumsi, baik untuk waktu sekarang maupun yang akan
datang, kepada pelbagai golongan dan kelompok di dalam masyarakat. Ilmu ekonomi
itu menganalisis besarnya biaya-biaya serta keuntungan-keuntungan yang terjadi
karena adanya perbaikan di dalam pola alokasi sumber-sumber.
Melihat definisi diatas terlihat beberapa hal yang menjadi
pokok pikiran. Pertama.
bahwa masalah utama (main
or central problem) setiap tingkah laku ekonomis atau masalah utama di dalam
ilmu ekonomi, adalah masalah pemilihan (problem of choice).
Yang dimkasud “pemilihan” disini adalah pemilihan cara-cara penggunaan
sumber-sumber produktif yang dapat mempunyai penggunaan alternatif. Artinya
bahwa setiap barang mempunyai tidak hanya satu saja penggunaan. Misalnya, dari
sebidang tanah harus dilakukan pilihan, untuk ditanami, dijual atau untuk
didirikan diatasnya bangunan, tidak mungkin untuk menggunakan sebidang tanah bagi ketiga kepentingan tadi sekaligus. Dalam hal
pemecahan problem
of choice, ilmu ekonomi turun tangan sehingga pemilihan dapat
dijatuhkan kepada penggunaan yang paling
menguntungkan.
Kedua, adalah kenyataan bahwa
sumber-sumber produktif itu merupakan barang yang langka atau jarang. Langkanya sumber-sumber
produktif itu memberi arti bahwa penggunaannya harus cermat dan tepat. Dan
masalahpun kembali kepada problem of choice.
Ketiga,
tentang penggunaan uang. Dinyatakan dalam definisi diatas bahwa keharusan
penggunaan uang didalam proses perekonomian hanyalah merupakan soal kedua saja.
Soal utamanya adalah menentukanpilihan penggunaan seperti yang sudah disebutkan
diatas, untuk kemudian berdasarkan
pilihan itu dilakukan produksi. Bagaimanapun pentingnya uang dalam
proses perekonomian, tetapi tidak boleh dikatakan bahwa proses perekonomian
harus terhenti karena tiadanya uang.
Kempat,
adalah mengenai
produksi serta pembagian hasilnya kepada anggota masyarakat untuk
dikonsumsi. Didalam setiap masyarakat apakah itu masyarakat komunis yang kolektif
atau suatu kabilah penghuni South Sea Island, atau suatu bangsa yang kapitalis,
kedua hal ini, yaitu produksi dan konsumsi sebenarnyalah harus selalu ada
bersama-sama.
Harus selalu ada sekelompok dari anggota masyarakat yang
membuat barang-barang dan jasa-jasa guna dipakai atau dinikmati hasilnya oleh
sekelompok anggota masyarakat yang lain. Bahkan, apa yang disebut sebagai The
Three Fundamental and Interdependent Economic Problem seperti di bawah ini,
dengan jelas mencakup masalah ini
1.
What
commodities shall be produced and in what quantities
? Barang-barang apa yang akan dibuat dan seberapa banyak ? artinya, berapa
banyak serta yang manakah diantara barang-barang dan jasa-jasa yang sekian
banyaknya itu yang dipilih untuk dibuat dan dihasilkan ?
2.
How
shall good be produced? – Dengan cara bagaimanakah
barang-barang itu akan dihasilkan? Artinya, siapa yang akan mengerjakan dan
dengan sumber-sumber apa serta dengan system teknologi yang bagaimanakah
barang-barang itu dihasilkan.
3.
From
whom shall goods be produced- Untuk siapakah barang-barang yang
dihasilakn itu nantinya? – artinya, siapakah yang harus menikmati serta
memperoleh manfaat daripada yang
dihasilkannnya barag-barang tersebut ? atau dengan perkata lain
bagaimanakah seluruh produk (hasil produksi) nasional dibagikan kepada anggota
masyarakat?
Ketiga masalah di atas, yaitu What, How
dan For
whom, bersifat fundamental sekali, serta dihadapi oleh setiap
perekonomian-perekonomian yang sedang berkembang maupun yang sudah maju,
perekonomian komunis ataupun kapitalis, perekonomia kuno maupun modern,
perekonomian desa maupun kota tetapi tidak semua perekonomian itu memecahkan
ketiga masalah tersebut dengan cara yang sama.
Ketiga masalah di atas, yaitu What, How
dan For
whom erat sekali bersangkut paut dengan masalah keempat yang
terdapat di dalam definisi ilmu ekonomi yang telah tersebutkan diatas.
Kelima, adalah
tentang bagian terakhir definisi diatas yaitu. Bunyinya adalah “Ilmu ekonomi
itu menganalisis besarnya biaya-biaya serta keuntungan-keuntungan yang terjadi
karena adanya perbaikan di dalam pola alokasi sumber-sumber”.
1.2
Ekonomi Sebagai Ilmu
Ilmu pengetahuan telah dan selalu akan mengembangkan alam
dan seni dan bahkan ilmu pengetahuan itu sendiri, ke arah yang semakin baik dan
maju, sehingga membuahkan hasil yang bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan.
Maka, alangkah pentingnya ilmu itu. Namun lebih daripada itu, sungguh Maha
Besar Penciptanya. Ibarat sebatang pohon yang maha besar, yang akan menghujam
dalam ke pusat bumi, cabang rantingnya menutup sudut-sudut cakrawala serta
tingginya menggapai awan bahkan langit. Tetapi sejak muncul dari tanah “pohon”
itu telah terwujud dua batang pokok, sehingga semua cabang dan ranting “pohon”
itu tumbuh dari kedua batang pokok itu. Kedua batang pokok itu adalah Ilmu Pengetahuan
Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan namanya, menyelidiki
keadaan alam dan isinya. Ilmu alam, ilmu bumi, ilmu pasti, ilmu kimia dsb
adalah contoh Ilmu Pengetahuan Alam. Sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial menjadikan
manusia dan masyarakat sebagai pembicaraan. Didalam ruang lingkup ilmu
pengetahuan sosial ini, terdapatlah ilmu-ilmu Sosial, Hukum, Ekonomi, Agama,
dsb.
Dari segi lain ilmu dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Ilmu murni (Pure Science)
Ilmu
murni bertugas untui makin menyempurnakan dan menjaga kelangsungan hidup serta
pengembangan ilmu itu sendiri.
2.
Ilmu terapan (Applied Science)
Ilmu
terapan berguna untuk diterapkan di dalam hidup dan kehidupan manusia
sehari-hari
Contoh
dari kedua ilmu tersebut misalnya Sosiolologi sebagai ilmu murni dan Sosiatri
sebagai ilmu terapan, Psikologi sebagai ilmu murni dan Psikiatri sebagai ilmu
terapan. Dan beberapa cabang ilmu yang lain tidak mempunyai nama-nama khusus
untuk ilmu murni dan ilmu terapannya sebagaimana yang dipunyai Sosiologi dan
Psikologi. Ilmu Ekonomi, misalnya, bagian-bagiannya bernama Pure Economics
(Ilmu Ekonomi Murni) atau Economic Theory dan Applied Economics
(Ilmu Ekonomi Terapan).
Subyek Ilmu Ekonomi sebagai
bagian dari ilmu sosial yang pertama manusia dan kedua adalah
badan-badan yang terlibat di dalam kegiatan perekonomian, misalnya toko,
perusahaan, departemen keuangan, lembaga konsumen dsb. Adapun obyek ilmu
ekonomi adalah cara-cara serta tindakan–tindakan yang ditempuh oleh manusia di
dalam mengalokasikan sumber-sumber yang ada.
Ilmu Ekonomi sebgai bagian dari Ilmu Sosial mendapat julukan
sebagai The
Queen of the Sosicial Science (maharani ilmu-ilmu sosial) karena
ilmu ekonomi satu dari antara ilmu-ilmu sosial yang menggunakan metode
kuantitaif didalam analisis-analisisnya.
Dibalik metode kuantititif terdapatlah metode kualitatif.
Sebagai contoh dari kedua metode tersebut adalah sebagai berikut: Analisis yang
bersifat kualitatif hanya dapat menyatakan : “ kalau harga naik jumlah sesuatu
barang yang dibeli masyarakat akan berkurang”, sedangkan sebuah analisis ynag
menggunakan metode kuantitatif dat menyatakan: “ kalau harga naik dengan sekian
rupiah jumlah barang yang dibeli masyarakat berkurang sebanyak sekian”.
Dalam pada itu ilmu ekonomi memang mempunyai du macam alat
utama untuk analisis-analisnya yaitu:
1.
Metode induksi dan deduksi
Metode ini banyak dipakai dalam
analisis-analisis kualitatif, sekalipun
analisis kuantitatif juga memerlukannya. Metode induksi adalah suatu metode
penyelidikan, dimana hari hal-hal khusus disimpulkan hal-hal yang bersifat
umum. Contoh pembagian masyarakat ke dalam sitem kasta yang ketatseperti
terdapat dalam agama hindu di India menjadi sebab terhambatnya laju pertumbuhan
perekonomian, begitu juga penguasaan atas hak tanah kepada golongan gereja
Nasrani di Eropa sebelum revolusi kaum Protestan oleh Marthin Luther telah pula
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi
2.
Matematika dan statistika
Matematika : khususnya matematika ekonomi. Dengan Matematika
orang bisa merumuskan fungsi-fungsi yang berlaku diantara peubah-peubah
(variabel-variabel) ekonomi.
Contoh: Dlm teori Ekonomi : Permintaan terhadap suatu barang
adalah wujud dari hubungan antara harga barang tsb (P) dengan jumlah barang tsb
(Q) yang dibeli masyarakat pada berbagai tingkat harga. Matematika dapat
merumuskan bentuk fungsi kedua variabel itu yakni harga(P) dan Jumlah barang
(Q).
Tdk semua asas dalam matematika diterapkan dalam menelaah
ilmu ekonomi.Dalam hal ini matematika mengabdi pada ilmu ekonomi bukan
sebaliknya. Nilai-nilai negatif dalam matematika
tidak dipakai dalam ilmu ekonomi.
Statistika merupakan kelanjutan dari
metode induksi, metode deduksi dan
matematika. Statistika dilasanakan dengan mengumpulkan data-data yang
terdpt dalam dunia nyata. Statistika erat hubungannya dengan
dunia nyata
Kedua alat tersebut (matematika & Statistika) bagian
dari ilmu pasti telah dianggap sebagai
alat utama untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi. Matematika &
Statistika bersama-sama dengan teori ekonomi murni keduannya tergabung dalam
suatu ilmu ekonomi yang disebut Ekonometrika (Econometrics).
Econometrics berasal dari kata Economics : (Ilmu
Ekonomi) dan Metric:
(pengukuran /measuremen). Econometrics artinya
: Metode pengukuran di dalam ilmu ekonomi
Gejala-gejala ekonomis adalah : semua
kejadian, kenyataan, peristiwa, serta tingkah laku manusia yang bernada atau
mempunyai nilai dan arti ekonomis .
Contoh : Inflasi (gejala berlebihannya
uang beredar dalam masyrakat)
Kemiskinan
(gejala merosotnya pendapatan nasional maupun pendapatan perkapita), dsb
Diantara gejala ekonomis terdapat
saling hubungan. Hubungan antara gejala-gejala ekonomis dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu :
o Hubungan sebab akibat (casual relationship) : gejala yang satu merupakan sebab sedang gejala yang
lain merupakan akibat.
Contoh : bencana alam & hasil
panen
Sebab akibat
o
Hubungan
Fungsional (Functional relationship): Gejala-gajala ekonomis yang terdapat pengaruh.
Contoh: P & Q yang dibeli
Jika P sebagai variabel bebas (independent variabel) dan Q
sebagai variabel terikat (dependent variabel) jika P naik maka Q akan turun.
Jika Q sebagai variabel bebas (independent variabel) dan P
sebagai variabel terikat (dependent variabel) jika Q naik maka P naik
Asumsi
(asumption)/anggapan penting dalam hal melihat derajat kebenaran ilmu ekonomi.
Manfaat
ilmu ekonomi :
1.
Individu
2.
Dunia usaha
3.
Pemerintah
1.3.
Pembagian Ilmu Ekonomi
Menurut
Alfred W. Stoiner & Douglas C. Hagues dibagi menjadi 3 yaitu :
1.
Descriptive Economics (ilmu ekonomi diskriptif) : Mengumpulkan
semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaraan/topik yang tertentu.
Contoh
: Sistem pertanian dari Basutoland dan Industri katun di India
2.
Economics
Theory (ilmu ekonomi teori/teori ekonomi/analisis ekonomi) : memberikan
penjelasan-penjelasan yang disederhanakan ttg caranya suatu sistem ekonomi
bekerja dan ciri-ciri yang penting dari sistem seperti itu.
3.
Aplied
Economics (ilmu ekonomi terapan) : Mempergunakan rangka dasar umum dari
analisis yang diberikan oleh teori ekonomi untuk menerangkan sebab-sebab dan
arti penting kejadian yang dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.
Teori ekonomi terbagi menjadi dua yaitu :
a.
Teori ekonomi Mikro (Microeconomic Theory) : merupakan bagian
Ilmu Ekonomi yang mempelajari tingkah agen (pelaku)
ekonomi secara individual
b.
Teori ekonomi Makro (Macroeconomic Theory) : merupakan
bagian Ilmu Ekonomi yang mempelajari
perilaku agen (pelaku) ekonomi secara keseluruhan atau hubungan-hubungan
variabel-variabel ekonomi yang bersifat aggregat.
Perbedaan antara teori ekonomi Mikro
& teori ekonomi Makro :
§
Tentang
luas sempit ruang lingkupnya masing-masing.
Ibarat hutan , maka
ekonomi mikro mempelajari pohon-pohon maka teori ekonomi makro mempelajari
hutan
§ Tentang
kesempatan kerja :
Teori ekonomi mikro berasumsi bahwa semua sumber-sumber
produktif sdh bekerja dan dipergunakan sepenuhnya (full employment)
Teori ekonomi makro berasumsi bahwa perekonomian tdk selalu
berada dalam keadaan full employment
Teori Ekonomi Makro
Ruang
lingkup Ekonomi Makro
·
Analisis
pendapatan nasional (GNP, GDP, NI), C, I, G, X, M, Ms, Md, tingkat bunga,
inflasi, pengangguran, Perdagangan Internasional, Neraca Pembayaran (BoP),
Sistem kurs devisa, APBN, utang pemerintahdan kebijakan ekonomi (terutama
fiskal & moneter).
Model, Variabel serta hubungan antar
variabel dalam ekonomi makro:
Model merupakan suatu perwujudan dari suatu abstraksi
berbagai aspek realita/dunia nyatayang dibuat untuk satu atau beberapa tujuan
tertentu. Dan juga bisa didefinisikan sebagai suatu konstruksi teoritis (yang dideduksi dari
teori) atau kerangka analisis ekonomi yang mencerminkan hubungan antara antar
variabel.Adapun fungsi model sebagai alat untuk menjelaskan
gejala-gejala/perilaku-perilaku yang ada maupun yang belum diketahui.
Asumsi : mendasai pembuatan model
Contoh : model tentang penentuan tingkat konsumsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi : pendapatan, kekayaan,
jumlah anggota keluarga, tingkat bunga, selera, agama dll.
Untuk memudahkan analisa digunakan asumsi bahwa konsumsi
hanya dipengaruhi oleh pendapatan, sementara faktor-faktor lain seperti
kekayaan, jumlah anggota keluarga, dll dianggap tetap (Ceteris paribus)
Model terdiri atas :
1.
Seperangkat definisi yang secara jelas merumuskan
variabel-variabel yang akan digunakan.
2.
Sejumlah asumsi yang menggambarkan berbagai kondisi dimana
suatu teori berlaku.
3.
Satu atau lebih hipotesis tentang hubungan antar variabel
–variabel yaitu tentang derajat keeratan dan arah hubungan antar variabel.
Variabel adalah
besaran (konsep teori) yang dapat memuat kemungkinan ilai yang
berbeda.Variabel merupakan elemen dasar dari sebuah model.
Variabel ada 2 :
1.
Variabel stock : konsep/besaran ekonomi yang tidak memiliki
dimensi waktu.
Contoh :
Persedian barang atau material perusahaan
2.
Variabel
flow : konsep/besaran ekonomi yang memiliki dimensi waktu
Contoh
: Jumlah penjulan perusahaan
Hubungan antar
variabel dalam ilmu ekonomi terdiri dari 4 tipe:
1.
Hubungan perilaku : menggambarkan hubungan satu variabel dengan
satu atau beberapa variabel.
Contoh
: Bentuk hubungan jumlah uang yang diminta
dengan pendapatan dan suku bunga ®
Md = a + bY
+ cR ,a, b>0 ; c < 0
2.
Hubungan identitas :
merupakan hubungan defisional yang tepat sama antara satu variabel dengan satu atau beberapa variabel
lain.
Contoh :
reaksi TC karena perubahan jumlah output yang diproduksi.
3.
Hubungan
teknologi : menggambarkan hubungan antar variabel yang disebabkan oleh sifat
fisik variabel tersebut.
Contoh : reaksi TC karena perubahan
jumlah output yang diproduksi.
4.
Hubungan
kelembagaan: yaitu hubungan yang terjadi karena pengaruh tindakan suatu lembaga
1.4.
Permasalahan Perekonomian :
1.
Pertumbuhan ekonomi
Bagaimana perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat.
2.
Ketidakstabilan kegiatan ekonomi
Hal ini
terjadi sebagai akibat dari ketidakstabilan siklus kegiatan perusahaan sehingga
diperoleh sehingga diperoleh kondisi perekonomian yang bersifat konjuntur.
3.
Pengangguran dan inflasi
Pengangguran
adalah bagian dari AK yang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi tidak bisa
terpenuhi.
Penyebab
pengangguran antara lain:
1.
Kekurangan pengeluaran aggregate
2.
Mencari pekerjaan yang lebih baik
3.
Modernisasi teknik produksi
4.
Ketidaksesuaian keterampilan yang ada
Akibat
pengangguran :
1.
Mengurangi
Pendapatan (Y) dan kemakmuran masyarakat
2.
Mengurangi kesehatan keluarga
3.
Mengurangi kesejahteraan masyarakat
Inflasi
adalah suatu gejala kenaikan harga yang berlaku pada umumnya dalam perekonomian
Macam Inflasi
1.
Rendah : 4-6%
2.
Menengah : 5-10%
3. Tinggi bisa mencapai lebih 100%
dalam setahun
Sebab-sebab inflasi
1.
G melebihi kemampuan perusahaan
2.
Pekerja menuntut upah
3.
Kenaikan harga barang impor
4.
Penawaran uang yang berlebih tanpa diikuti pertambahan
produksi dan penawaran barang
5.
Kekacauan politik dan ekonomi
Akibat inflasi:
1.
Menurunkan tingkat kemakmuran masyarakat
Karena kenaikan upah lambat mengikuti inflasi
2.
Prospek perekonomian semakin memburuk
Karena I turun,
X turun dan menaikkan M sehingga pertumbuhan ekonomi menurun
Indikator kegiatan ekonomi:
1.
Pendapatan Nasional
Karena dapat menggambarkan hasil produksi setiaap tahun
2.
Penggunaan TK dan pengangguran
TK :
penduduk yang masuk usia kerja
AK :
penduduk yang mencari dan masuk usia kerja
Penganggur = AK - pekerja
3.
Perubahan harga
IH & IHK (indek harga & indek
harga konsumen)
4.
Neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Karena dapat menunjukkan kondisi perekonomian
Neraca pembayaran adalah ringkasan pembukuan yang
menunjukkan aliran pemabyaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke DN dan
dari DN ke negara lain.
Neraca perdagangan : X dan M
Defisit Neraca perdagangan : M>X
Akibat defisit neraca pembayaran:
1.
Kegiatan
ekonomi menurun karena konsumsi barang impor
2.
Harga valas meningkat
3.
Harga barang impor semakin mahal
1.5.
Kebijaksanaan Ekonomi Makro
Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang dilakukan suatu negara
dalam rangka menghadapi permasalahan ekonomi secara makro
Tujuan kebijakan makro :
1.
Untuk mencapai kesempatan kerja
Dalam rangka mengurangi pengangguran
2.
Meningkatkan produksi nasional
Pemerintah berupaya untuk meningkatkan
produksi
3.
Meningkatkan pendapatan nasional
Semakin tinggi tingkat pendapatan nasional
menunjukkan adanya kemajuan dalam bidang ekonomi.
4.
Mengingingkan perekonomian stabil
5.
Mencapai neraca pembayaran yang seimbang
6.
Distribusi pendapatan yang lebih merata
Diusahakan adanya distribusi pendapatan untuk mencapaui
ketenangan hidup.
Selain itu ada yang berpendapat tujuan
kebijaksanaan ekonomi makro :
1.
Menstabilkan kegiatan ekonomi
2.
Mencapai TK penuh tanpa inflasi
3.
Menciptakan pertumuhan Ekonomi
4.
Menghindari inflasi
Kebijaksanaan pemerintah dapat berupa :
1.
Kebijakan
fiskal (T dan G)
Berhubungan dengan langkah-langkah
untuk membuat perubahan mengenai fiskal dan pengeluaran pemerintah untuk
mempengaruhi pengeluaran aggregate
2.
Kebijakan
Moneter (mengatur Ms dan i)
Kebijaksanaan pemerintah melalui Bank Sentral untuk merubah
penawaran uang dalam perekonomian atau merubah tingkat bunga dengan maksud untuk mempengaruhi
pengelauran aggregate
3.
Kebijakan dalam segi penawaran
1 dan 2 merupakan kebijakan dari segi
permintaan
3 dari segi penawaran : upaya mempertinggi effisiensi
kegiatan perusahaan sehingga dapat menawarkan barang yang lebih murah atau
dengan mutu yang tinggi.
BAB II
KONSEP-KONSEP DASAR
2.1.
Para pelaku Ekonomi
Para
pelaku atau aktor banyak sekali jumlahnya dalam seluruh kegiatan ekonomi ini.
Namun, sekalipun jumlah subyek-subyek
ekonomi itu banyak sehingga tidak mungkin terhitung lagi, pada
hakekatnya mereka itu hanya terbagi menjadi 2 kelompok saja dengan dua cara
pembagian pula.
1.
Pembagian yang pertama, bahwa para pelaku di dalam kegiatan
ekonomi dibagi menjadi dua yaitu :
a.
Kaum produsen yaitu mereka yang di dalam suatu proses perekonomian
berfungsi sebagai pihak yang menyediakan barang dan jasa.
b.
Kaum
konsumen yaitu para pemakai barang dan jasa yamg dihasilkan oleh kaum produsen.
Kedua pihak ini adalah dua pihak yang serentak harus ada
dalam setiap perekonomian. Dalam suatu perekonomian akan timbul suatu jabatan
rangkap artinya mungkin saja atau bahkan mungkin sekali seseorang menjadi
produsen dan konsumen sekaligus. Misalkan
seseorang pembuat sepatu adalah seorang produsen tetapi ia pun juga seorang
konsumen sebab ia perlu makan, pakaian dan sebagainya.
Satu-satunya pihak yang tidak dapat
melakukan konsumsi adalah business. Setiap business apapun bentuknya dapat dan pasti melakukan produksi,
tetapi tidak dapat melakukan konsumsi, yang dapat dilakukan disamping produksi
adalah melakukan investasi (investmen). Direktur business, manajer dan karyawan dapat mengkonsumsi untuk keperluan
hidupnya sehari-hari, tetapi yang mengkonsumsi adalah individu-individu, dan
bukan businessnya.
2.
Pembagian
yang kedua adalah pembagian pelaku-pelaku kegiatan ekonomi ke dalam dua pihak
yang lain yaitu :
a.
Pemerintah.
Pemerintah
merupakan penguasa (authority) di dalam perekonomian. Bentuk-bentuk kekuasaan pemerintah di
lapangan perokonomian , seperti yang dikemukakan Meade adalah sebagai berikut :
1.
Banking System (Sistem Perbankan)
atau Monetary Authority (Penguasa Moneter). Adalah lembaga-lembaga
yang bertugas untuk menetapkan dan mengendalikan banyaknya uang yang beredar di
dalam masyarakat.
2.
Fiscal Authority (Penguasa Fiskal). adalah
bentuk kekuasaan pemerintah yang berhubungan dengan masalah perpajakan. Yang
dimaksud dengan istilah penguasa fiskal adalah semua lembaga pusat maupun
daerah yang bertugas untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran dana-dana
pemerintah.
3.
Comercial Authority (penguasa
Perdagangan)., yaitu suatu bentuk kekuasaaan pemerintah mengatur lalu lintas
perdagangan , misalnya pengatur ekspor, impor, jenis barang dagangan, pengaturan
para pedagang dan lain-lainnya.
4.
Exchange Controll (Pengendali
Devisa), adalah kekuasaan pemerintah yang bertanggung jawab atau yang mengatur
pelembagaan serta bekerjanya setiap kontrol atau pengendalian pemerintah atas
pembayaran-pembayaran yang dilakukan oleh suatu daerah.
b.
Swasta
Pihak swasta diperkenankan untuk melakukan apapun, untuk
memenuhi kebutuhan serta untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya (laba
maksimum atau maximum profit), dalam usaha sekedar
tidak menyalahi kekuasaan pemerintah dan menggangu kepentingan umum.
2.2.
Barang dan Jasa
Barang adalah setiap benda yang
dibutuhkan manusia karena berguna atau bermanfaat (useful).
Barang berguna bagi manusia karena
beberapa sebab, yaitu :
1.
Form Utilty (berguna
karena bentuknya). Maksudnya adalah bahwa sesuatu barang itu menjadi berguna
bagi manusia sebab bentuknya memenuhi syarat,atau sesuatu benda menjadi berguna
bagi manusia setelah bentuknya diubah untuk disesuaikan dengan keadaan.
2.
Time Utility (berguna karena
waktu) bahwa sesuatu barang manjadi bermanfaat bagi manusia karena segera
digunakan atau karena dsimpan terlebih dahulu untuk nanti digunakan pada saat
yang tepat .
3.
Place Utility (berguna
karena tempatnya) artinya sesuatu barang mejadi bermanfaat bagi manusia karena
tempatnya atau karena sudah dipindahkan tempatnya.
4.
Own Utility (berguna karena kepemilikannya) artinya sesuatu barang mejadi bermanfaat bagi manusia
karena barang tersebut dimiliki dan tidak lagi (atau : kurang ) berguna jika
tidak dimiliki
5.
Element Utilty (Berguna karena unsurnya).
Misalnya, tanah di Kalimantan Barat yang amat besar kadar humusnya, tanah di
Saudi Arabia yang mengandung emas hitam atau emas cair atau minyak tanah.
Barang dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Pembagian
barang menurut penyediannya.
Dalam hal ini barang dibagi menadi dua yaitu :
a.
Barang-barang bebas (Free Goods)
yaitu barang-barang yang tersedia berlimpah-limpah, dan setiap orang dapat
memperolehnya dengan bebas dengan cara yang terlampau mudah.
b.
Barang-barang ekonomi (Economic Goods)
yaitu barang-barang yang penyediaanya relatif jarang atau langka (scarce)
2.
Pembagian
barang menurut daya tahannya di bagi menjadi :
a.
Barang-barang
tahan lama (durable goods) adalah barang-barang yang bisa
dipakai lebih dari sekali.
b.
Barang-barang tidak tahan lama (perishable goods atau non durable goods) adalah
barang-barang yang akan segera lenyap atau habis dengan sekali pakai saja.
3.
Pembagian barang menurut penggunanya di bagi menjadi dua
pula yaitu :
a.
Barang-barang konsumsi (consumption
goods) adalah barang-barang yang langsung dapat dipakai atau
dinikmati.
b.
Barang-barang investasi (Investment
goods) adalah barang-barang yang hanya dapat dinikmati hasilnya; jadi
bukan barang itu sendirilah yang dinikmati, melainkan hasilnya.
Barang (goods)
dan jasa (service). Jasa (service) adalah tidakan-tindakan ekonomis, yang dilakukan oleh
individu-individu maupun oleh bisnis serta mampu memenuhi kebutuhan manusia.
Untuk selanjutnya dan pada umumnya di beberapa literatur menyebutkan good
berarti di dalamnya termasuk barang jasa Perbedaan baran dan jasa adalah :
1.
Perbedaan Teknis
Barang berwujud dan jasa tidak berwujud
2.
Perbedaan ekonomi
Barang terdapat tenggang waktu antara
produksi dan konsumsi sedangkan jasa tida ada tenggang waktu antara produksi
dan konsumsi.
2.3.
Kebutuhan Manusia
Kebutuhan manusia bertingkat-tingkat
adanya.
1.
Pada tingkat pertama –primary needs
atau kebutuhan primer.
2.
Pada tingkat kedua –secondaryy
needs atau kebutuhan sekunder.
3.
Pada tingkat ketiga –Tertiary needs
atau kebutuhan tersier.
4.
Pada tingkat keempat –quqrtiqry needs
2.4.
Produksi
Produksi adalah setiap proses yang menciptakan nilai atau memperbesar nilai
sesuatu barang. Atau juga bisa diartikan setiap usaha yang menciptakan atau
memperbesar daya guna barang. Untuk bisa melakukan produksi, orang memerlukan
tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta
kecakapan. Semua unsur itu disebut factor-faktor produksi (factors of
productions). Jadi, semua unsur itu yang menopang usaha penciptaan
nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai factor-faktor
produksi. Faktor-faktor produksi terdiri atas :
a.
Tanah (land) atau sumber daya alam (natural
resources) yang dimaksud adalah segala sesuatu yang bisa menjadi
factor produksi dan berasal dari atau disediakan oleh alam, yang antara lain meliputi
:
1.
Tenaga penumbuh daripada tanah, baik untuk pertanian,
perikanan, maupun pertambangan;
2.
Tenaga air, baik untuk pengairan, penggaraman, maupun
pelayaran. Termasuk juga di sini adalah misalnya air yang dipakai sebagai bahan
pokok oleh perusahaan air minum;
3.
Ikan dan mineral, baik ikan dan mineral darat(sunga, danau,
tambak, kuala,dsb.) maupun ikan dan mineral laut.
4.
Tanah yang diatas didirikan bangunan
5.
Living stock, seperti ternak dan
binatang-binatang lain yang bukan ternak;
6.
Iklim, cuaca, curah hujna, arus angin dan sebangsanya;
7.
dan lain-lainnya, seperti bebatuan dan kayu-kayuan.
b.
Tenaga Kerja (labor)
dan sumber daya manusia (human resources)
Di dalam human resources
tercakup tidak saja tenaga fisik atau tenaga jasmani manusia tetapi juga
kemampuan mental atau kemampuan non fisiknya, tenaga terdidik, tanaga tidak
terdidik, tenaga terampil dan tenaga yang tidak terampil. Human resources bisa diartikan semua
kemampuan manusiawi yang dapat disumbangkan untuk memungkinkan dilakukannya
produksi barang-barang dan jasa-jasa.
c.
Modal (capital) atau Barang-barang
modal riil (real capital goods), yang meliputi semua jenis barang dan jasa yang dibuat untuk menunjang
kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa-jasa. Misalnya mesin-mesin,
pabrik-pabrik, jalan-jalan raya, pembangkit tenaga listrik, gudang serta
peralatan-peralatannya. Pengertian capital
(modal) sebagaimana yang dimaksud tersebut merupakan salah daripada pegertian
modal seluruhnya, sebagimana yang sering dipergunakan oleh para ahli ekonomi.
Sebab, modal jug mencakup arti uang yang tersedia di dalam perusahaan untuk
membeli mesin-mesin serta factor produksi lainnya. Maka, pentinglah untuk
membedakan dengan tegas perbedaan antara barang modal riil (capital real goods) dan modal uang (money capital). Modal uang (money capital)
yakni dana yang yang digunakan untuk membeli barang-barang modal dan factor
produksi lainnya. Yang dimaksud dengan modal dalam factor-faktor
produksi adalah barang-barang modal bukan modal uang. Produksi meliputi produksi barang-barang konsumsi dan
produksi yang menghasilkan barang-barang modal. Oleh karena itu adalah istilah
produksi tidak langsung (indirect production)
yaitu pembuatan suatu alat, sebuah mesin ataupun setiap jenis barang modal,
yang pada dasarnya akan membantu dalam hal pembuatan barang-barang yang dipakai
langsung (atau barang-barang konsumsi), untuk memenuhi kebutuhan manusia.
d.
Kecakapan
tata laksana (entrepreneurship) merupakan factor produksi yang intangible (tak dapat diraba) tetapi sekalipun
demikian peranannya justru amat menentukan.
Keempat
faktor produksi yang telah disebutkan diatas, adalah unsur-unsur yang harus
bekaerja demi terlaksananya proses
produksi yang akan menuntut balas jasa atas hasil kerjanya. Balas jasa untuk factor-faktor
adalah sebagai berikut :
1.
Tanah atau sumber daya alam adalah sewa (rent).
2.
Tenaga kerja (labor)
atau sumber daya manusia (human resources) adalah upah (wage), gaji (salary)
dan royalty.
3.
Modal (capital) atau capital
resources adalah bunga (interest)
4.
Kecakapan
tata laksana (entrepreneurship) adalah laba (profit)
BAB III
PENDAPATAN NASIONAL
3.1
Kegiatan Ekonomi
1.
Perusahaan
(Business)
2.
Rumah
tansgga
(Household)
3.
Pemerintah
(Government)
4.
Luar
Negeri
Diagram 1 : Kegiatan
Ekonomi tanpa Pemerintah
Pada diagram
tersebut, lingkaran luar merupakan aliran uang yang berputar sesuai jarum jam,
sedangkan lingkaran dalam merupakan perputaran barang atau aliran barang.
Aliran uang diperoleh dari kegiatan :
Perusahaan
mengeluarkan uang untuk menyewa faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rumah
tangga; rumah tangga mengkonsumsi barang dan jasa terhadap hasil produksi yang
diperoleh perusahaan.
Aliran barang diperoleh dari kegiatan :
Perusahaan
menyewa barang-barang dari faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rumah
tangga; perusahaan menyerahkan barang dan jasa terhadap rumahtangga untuk
dikonsumsi.
Adanya kegiatan
ekonomi tersebut dari faktor produksi dapat menghasilkan :
1.
Tanah
dapat menghasilkan sewa tanah (rent)
2.
Modal
dapat menghasilkan bunga modal (interest)
3.
Tenaga
kerja dapat menghasilkan upah (wages) atau gaji (salaries)
4.
Pimpinan
pengusaha dapat menghasilkan surplus usaha atau laba
Penyerahan Barang dan Jasa
Pembelian
Barang dan Jasa
Diagram 2 : Kegiatan
Ekonomi Campur Tangan Pemerintah
Selanjutnya
apabila kegiatan ekonomi semakin komplek yaitu terdapat adanya campur tangan
pemerintah maka bentuk bagannya akan bertambah subyeknya yaitu pemerintah,
seperti pada diagram 2.
Dari tiga pelaku
ekonomi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Rumah Tangga
Pendapatannya
diperoleh dari pemilik faktor produksi seperti upah atau gaji, sewa, bunga,
modal dan laba.
Pengeluaran yaitu
dalam bentuk uang untuk pembelian barang dan jasa dari perusahaan dan
pembayaran pajak kepada pemerintah.
2.
Perusahaan
Pendapatan
diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga
dan pemerintah.
Pengeluaran yaitu
atas uang untuk membeli atau menyewa faktor-faktor produksi yang digunakan
perusahaan dan pembayaran pajak kepada pemerintah
3.
Pemerintah
Pendapatan
merupakan hasil pungutan pajak dari perusahaan dan rumah tangga.
Pengeluaran :
ð Pembayaran untuk
membeli barang-barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
ð Pembayaran untuk
upah atau gaji dari household karena karyawan atau pegawai berasal dari rumah
tangga konsumsi.
Ketiga subyek
ekonomi tersebut saling mengadakan interaksi dalam usahanya untuk mencapai
tujuan yang dicita-citakan.
Apabila kegiatan
ekonomi lebih komplek lagi yaitu dengan perekonomian terbuka untuk negara lain,
maka akan terdapat 4 (empat) subyek ekonomi dalam kegiatan ekonomi, subyek
tersebut yaitu :
1.
Household
2.
Business
3.
Government
4.
Luar
Negeri
Dari keempat
pelaku ekonomi tersebut akan membentuk 16 interaksi antara satu subyek dengan
subyek lainnya, interaksi tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Aliran
barang dan jasa dari Business ke Household.
2.
Aliran
uang dari Household ke Business.
3.
Aliran
faktor produksi dari Household ke Business.
4.
Aliran
income uang bagi pemilik faktor produksi dari business.
5.
Aliran
pajak dari Business ke pemerintah, pajak langsung dan pajak tidak langsung
6.
Aliran
barang dan jasa dari Business ke pemerintah.
7.
Aliran
barang dan jasa dari Business ke luar negeri.
8.
Aliran
devisa dari luar negeri ke Business dalam negeri.
9.
Business
dalam negeri impor barang dan jasa dari luar negeri dengan devisa
10.
Business
membayar impor barang dan jasa dengan devisa.
11.
Luar
negeri mengirim barang dan jasa yang dibutuhkan pemerintah.
12.
Pemerintah
menarik pajak impor dari luar negeri.
13.
Luar
negeri berhubungan langsung dengan Household dalam negeri.
14.
Household
menyalurkan devisa ke luar negeri dari harga pembelian barang impor tersebut.
15.
Household
menerima income dari pemerintah (upah atau gaji)
16.
Pemerintah
menerima uang dari Household bentuk pajak, yaitu pajak langsung dan pajak tak
langsung.
Dari
aspek kegiatan ekonomi tersebut dari pelaku rumah tangga muncul kegiatan yang
namanya permintaan suatu barang dan jasa sebagai akibat perilaku rumah tangga
untuk konsumsi.
3.2.
Pendapatan
Nasional
Adalah total
daripada barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian tertentu dan
dihitung menurut harga pasar.
3.3.
Perbedaan antara
GNP dengan GDP
GNP (Gross National Product)
Seluruh produk
meliputi barang dan jasa yang dihasilkan seluruh
warga negara dalam suatu negara, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri.
GDP (Gross Domestic Product)
Seluruh produk
meliputi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam wilayah tersebut, baik oleh perusahaan negara maupun perusahaan asing.
Berarti yang
menyebabkan perbedaan antara GNP dengan GDP adalah net factors income from aboard
yaitu pendapatan netto terhadap luar negeri dari faktor produksi.
GDP = GNP – Pendapatan Netto LN dari Faktor Produksi
3.4.
Manfaat
Pendapatan Nasional
1.
Dapat
mengetahui dan memperbandingkan kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun.
2.
Untuk
mengukur tinggi rendahnya taraf hidup dan kemakmuran suatu bangsa.
3.
Dapat
mengetahui struktur perekonomian suatu negara.
4.
Membandingkan
antara neraca pendapatan nasional dengan
neraca pembayaran internasional,
sehingga dapat diketahui seberapa besar hubungan luar negeri terhadap
perekonomian nasional.
3.5.
Jenis-Jenis
Pendapatan Nasional
1.
GNP
Adalah nilai
total daripada barang dan jasa yang dihasilkan suatu perekonomian dalam suatu
periode tertentu (biasanya satu tahun) yang dihitung berdasarkan harga pasar.
Dalam menghitung
GNP agar tidak terjadi double account maka dipergunakan penilaian menurut value
added.
Contoh :
Tepung
(intermediate goods) harganya Rp.
3.000
Roti (final
goods) harganya Rp. 5.000
Value Added (nilai tambah) Rp.
2.000
2.
Net National
Product (NNP)
Nilai total
barang dan jasa akhir menurut harga pasar yang diproduksi dalam perekonomian
dalam periode tertentu, termasuk didalamnya penyusutan capital (depreciation).
3.
National Income
(NI)
Adalah pendapatan
yang diterima oleh pemilik faktor.
NI = NNI – Indirect Business Taxes
4.
Personal Income
(PI)
Adalah pendapatan
yang diterima oleh rumah tangga.
5.
Disposible Income
(DI)
Adalah pendapatan
tetap setelah dikurangi pajak perorangan atau pendapatan yang siap dibelanjakan
(Yd)
Yd = Y – Pt
3.6.
Masalah yang
Berhubungan dengan GNP
1.
Luas dan besarnya
GNP
Berhubungan
dengan kekayaan alam dan SDM
2.
Susunan GNP
Apakah agraris
atau non agraris
3.
Stabilitas GNP
Berhubungan
dengan Business Cycles (konjungtur)
4.
Distribution of
Income
Berapa jumlah
yang harus diterima oleh pemilik faktor
5.
Sebagian yang
harus diterima oleh Pemerintah (T)
Taxes dapat
digunakan untuk membayar :
1)
Subsidi
2)
Gaji
karyawan
3)
Belanja
barang
3.7.
Sumber-sumber GNP
1.
Upah
+ Tunjangan (W)
2.
Penghasilan
perusahaan perorangan
3.
Persewaan
(R)
4.
Bunga
(i)
5.
Devident
(di)
6.
Keuntungan
perusahaan yang tidak dibagikan (undistributed payment) atau UP
7.
Pajak
perusahaan/corporate taxes (CT)/T langsung
8.
Pajak
tidak langsung/Indirect Business Taxes (IBT)
9.
Penyusutan
(D)
GNP = 1 – 9
NNP = GNP – Penyusutan = 1 – 8
NI = NNP – Pajak tidak langsung = 1 – 7
PI = NI – 6 – 7 – 8 – 9 + Transfer = 1 –
5
DI = PI
– Pajak perorangan
Contoh :
1.
GNP
__________________________________________________________ 1.000
Depreciation
(Capital allowance) __________________________________ 50 -
2.
NNP
_________________________________________________________ 950
Indirect
Business Taxes (IBT)____________________________________ 100 -
3.
NI
__________________________________________________________ 850
Deviden ________________________________________________________ 15
Social Insurance
Contribution ___________________________________ 25
Corporate Net
Saving __________________________________________ 10
50
800
Interest Payment ________________________________________________ 45
Transfer
Payment _______________________________________________ 55
100
4.
PI
____________________________________________________________ 900
Personal
Taxes ________________________________________________ 50
5.
DI
__________________________________________________________ 850
Consumption
_________________________________________________ 700
Personal
Saving _______________________________________________ 150
3.8.
Metode Menghitung
Pendapatan Nasional
1.
Production
Approach
Yaitu dengan cara
menjumlahkan seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat pada
masa tertentu menurut harga pasar.
Y = Q1P1 + Q2P2
+ … + QnPn
Contoh pendapatan nasional menurut Value Added :
|
Hasil
|
Nilai Akhir
|
Nilai Tambah
|
Produsen I
|
Kapas
|
2.000
|
2.000
|
Produsen II
|
Benang
|
5.000
|
3.000
|
Produsen III
|
Kain
|
9.000
|
4.000
|
Produsen IV
|
Baju
|
15.000
|
6.000
|
Jumlah
Nilai Tambah
|
15.000
|
Contoh Penghitungan PDB menurut 11 Lapangan Usaha
Sektor
|
Hasil
|
1.
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
|
…
|
2.
Pertambangan dan penggalian
|
…
|
3.
Industri Pengolahan
|
…
|
4.
Listrik, Gas dan Air Minum
|
…
|
5.
Bangunan
|
…
|
6.
Perdagangan
|
…
|
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
|
…
|
8.
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
|
…
|
9.
Sewa Rumah
|
…
|
10.
Pemerintah dan Pertahanan
|
…
|
11.
Jasa-jasa
|
…
|
Jumlah
GDP
|
…
|
2.
Income Approach
Yaitu dengan cara
menjumlahkan pendapatan yang diperoleh oleh pelaku ekonomi dalam masyarakat
yang berupa sewa, gaji pegawai, laba dan bunga.
Contoh :
Penghasilan Dari
|
Nilai
|
1.
Koperasi kepada Pegawai
|
9.000
|
2.
Bunga
|
5.000
|
3.
Sewa
|
3.000
|
4.
Laba Perusahaan
|
2.000
|
5.
Pendapatan dan Kekayaan
|
1.000
|
Pendapatan
Nasional (NI)
|
20.000
|
GNP = NI + Indirect Taxes + Depreciation
3.
Expenditure
Approach
Yaitu dengan cara
menjumlahkan seluruh pengeluaran sektor ekonomi meliputi RT, sektor Pemerintah,
sektor Perusahaan dan sektor Luar Negeri.
Y = C + I + G + (X – M)
Contoh :
Jenis Pengeluaran
|
Nilai
|
1.
Konsumsi
|
5.000
|
2.
Investasi
|
3.000
|
3.
Pemerintah
|
2.000
|
4.
Ekspor Netto
|
1.000
|
GNP
|
11.000
|
II.
Analisis
Pendapatan Nasional
Berdasarkan
kegiatan ekonomi yang ada, maka dalam menganalisis pendapatan nasional
dapat dibagi menjai 3 yaitu :
1.
Perekonomia tertutup sederhana
(perekonomian 2 sektor) = close and private economy
2.
Perekonomian
tertutup
(perekonomian 3
sektor)= Close economy
3.
Perekonomian
terbuka (perekonomian 4 sektor) = open economy
3.1.
Perekonomian Tertutup Sederhana
3.1.1.
Pendapatan
Nasional Keseimbangan
3.1.1.1.
Fungsi Konsumsi
Apabila
pendapatan (Y), pengeluaran (E), dan konsumsi (C) maka keseimbangan dalam
perekonomian adalah :
Y = C
Menurut Keynes
C = f (Y)
C = Co + bY
b = MPC =
0 < MPC < 1
C : Pengeluaran konsumsi rumah tangga
Co : Konsumsi minimal rumah tangga
b : Hasrat marjinal berkonsumsi
Perekonomian
dalam keseimbangan pada saat :
Y = E à karena
pengeluaran hanya C, maka :
Y = C à disebut juga BEP
(Break Even Point)
Y BEP yaitu pada
saat Y = C
Contoh :
Y1 = 100 C1 = 80
Y2 = 200
C2
= 150
C = Co + 0,7Y
Kemudian untuk
mencari Co, masukkan Y1 dan C1
80 = Co + 0,7 (100)
Co = 80 – 70
= 10
maka
C = 10 + 0,7Y
3.1.1.2.
Fungsi Tabungan
Perekonomian
dalam keadaan keseimbangan apabila besarnya pendapatan sama dengan pengeluaran,
karena pengeluaran ada dua yaitu konsumsi rumah tangga (C) dan pengeluaran
investasi perusahaan (I), keseimbangan terjadi pada saat :
E = C + I
Dan kesamaan
pendapatan adalah :
Y = C + S
Keseimbangan
terjadi pada saat
Y = E
Sehingga
C + S = C + I
S = I
Dalam ekonomi,
tabungan (S) = kebocoran, Investasi (I) = suntikan.
Untuk mengetahui
fungsi tabungan dapat dilakukan dengan cara aljabar berikut ini :
Y = C + S
S = Y – C
S = Y – (Co + bY)
S = -Co + (1
– b) Y
(1 – b) = MPS
MPC + MPS = 1
Contoh :
C = 10 + 0,7 Y
S = -10 + 0,3 Y
Hubungan MPC,
MPS, APC dan APS
MPC + MPS = 1
APC + APS = 1
APC =
APS =
3.1.1.3.
Fungsi Investasi
Investasi adalah
penanaman modal dalam bentuk aktiva yang dipergunakan untuk meningkatkan
pendapatan (produk nasional).
Fungsi investasi
adalah fungsi yang memperhitungkan antara tingkat investasi dengan besarnya
pendapatan, secara matematis dapat ditunjukkan sebagai berikut :
I = Io + (MPI) Y
Macam dan jenis Investasi :
1.
Autonomous
Invesment
Investasi yang
tidak bergantung pada besarnya pendapatan.
2.
Induce
Invesment
Investasi yang
bergantung pada besarnya pendapatan.
3.
Foreign
Invesment
Investasi yang
berasal dari luar negeri.
4.
Domestic
Invesment
Investasi yang
berasal dari dalam negeri.
5.
Private
Invesment
Investasi yang
dilakukan pihak swasta
6.
Public
Investment
Investasi yang
dilakukan oleh pihak pemerintah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi :
1.
Jumlah
penduduk
2.
Suku
bunga
3.
Harapan
4.
Teknologi
baru
5.
Sumber
baru
Gambar
keseimbangan dengan kurva S dan I
Y = C + I
Y = Output Total
C + I = Permintaan Total (Aggregate Demand)
Contoh :
Diketahui
C = 10 + 0,75Y
I = 20
Ditanyakan :
1.
Y,
C dan S dalam keseimbangan
2.
Gambar
grafik
Jawab :
1.
Y,
C dan S dalam keseimbangan
Atau dengan cara
S = I
Benar karena S =
I = 20
2.
Gambar
grafik
3.1.2.
Angka Pengganda
(Multiplier) disingkat K
Y
= C + I Y = Pendapatan ; (C + I )
= Pengeluaran
K =
Yaitu
perubahan Y yang disebabkan oleh perubahan I.
KI
=
Diketahui
C
= 10 + 0,75Y
I = 20
Ditanyakan
:
Besarnya
KI
Jawab
:
1.
YBEP
(Y sebelum ada I)
2.
YBEP
3.
Yeq
(Y setelah ada I)
4.
KI
=
=
= 4
Artinya
apabila ada kenaikan I (dI), maka Y naik (dY) sebesar 4 kali lipat.
Bukti
:
dY
= 120 – 40
= 80
Nilai
80 = KI I
= 4 20
= 80
3.1.3.
Deflationary Gap
dan Inflationary Gap
Dalam
perekonomian dua sektor terdapat sisi penawaran dan sisi permintaan. Besarnya
penawaran ditunjukkan oleh besarnya kemampuan berproduksi dari perekonomian
tersebut dengan menggunakan seluruh kapasitas produksi yang ada (pendapatan
nasional/YFE).
Sisi permintaan
ditunjukkan oleh besarnya pengeluaran dari masyarakat dalam perekonomian
tersebut (pendapatan keseimbangan/Ye).
Apabila besarnya
sisi penawaran sama dengan sisi permintaan maka perekonomian dapat dikatakan
dalam keadaan stabil atau tidak terjadi kesenjangan (gap).
Apabila sisi
permintaan (Ye) lebih besar dari sisi penawaran (YFE), maka harga barang akan
cenderung naik. Dalam keadaan perekonomian seperti ini maka terjadi kesenjangan
inflasi (inflationary gap). Apabila sisi permintaan lebih kecil dari sisi
penawaran, maka menyebabkan tingkat harga cenderung turun berarti kondisi
perekonomian terjadi kesenjangan deflasi (deflationary gap).
Inflationary gap adalah besarnya
perbedaan antara jumlah investasi yang terjadi lebih besar dibanding saving
full employment (I > S) atau terjadi bila permintaan total lebih besar
dibanding penawaran total.
Deflationary gap adalah besarnya
perbedaan antara jumlah investasi yang terjadi lebih kecil dibanding saving
full employment (I < S) atau terjadi bila permintaan total lebih kecil
dibanding penawaran total.
Untuk mengetahui
besarnya kesenjangan pada perekonomian 2 sektor dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
dY = selisih
YFE dengan Ye
Kesenjangan
tersebut apabila digambar dapat dilihat pada gambar berikut :
Contoh :
Diketahui :
C
= 20 + 0,80Y
I = 30
1.
Hitung
besarnya Inflationary Gap atau Deflationary Gap, apabila besarnya kapasitas
produksi sebesar 200 (YFE).
2.
Hitung
besarnya Inflationary Gap atau Deflationary Gap, apabila besarnya kapasitas
produksi sebesar 300 (YFE).
3.
Gambarkan
grafiknya secara lengkap.
Jawab
:
Y keseimbangan
atau kapasitas produksi pada tingkat keseimbangan (Ye)
1.
Pada
saat kapasitas produksi 200 (YFE) maka saving pada full employment (Sfe) dapat
dicari sebagai berikut :
besarnya I >
Sfe (30 > 20), maka terjadi inflationary gap.
Atau bisa juga
dilihat dari besarnya penawaran aggregate, apakah lebih kecil dari permintaan
aggregate. Caranya yaitu membandingkan antara YFE dengan (CFE + IFE).
2.
Pada
saat kapasitas produksi 300 (YFE) maka saving pada full employment (Sfe) adalah
:
besarnya I <
Sfe (30 > 40), maka terjadi deflationary gap.
Atau bisa juga
dibuktikan dari perbandingan antara besarnya penawaran aggregate dengan
permintaan aggregate yaitu sama seperti cara sebelumnya.
3.
Gambar
Grafik :
3.2.
Perekonomian 3
Sektor
Adapun yang
dimaksud dengan perekonomian tiga sektor yaitu perekonomian selain kegiatan
ekonomi dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor perusahaan juga terdapat
sektor pemerintah.
Pada sisi
pengeluaran, baik pengeluaran dari konsumsi rumah tangga (C), pengeluaran dari
sektor perusahaan berupa pengeluaran untuk investasi (I) dan pengeluaran untuk
pemerintah berupa pengeluaran pemerintah (G). Seluruh pengeluaran yang ada
dalam perekonomian dalam 3 sektor adalah penjumlahan dari pengeluaran rumah
tangga, perusahaan dan pemerintah, sehingga keadaan kesamannya adalah sebagai
berikut :
Y = C + I + G
Keterangan
Y = Pendapatan keseimbangan(Ye)
C = Pengeluaran masyarakat
I = Pengeluaran perusahaan
G = Pengeluaran pemerintah
Apabila ditinjau
dari sisi pendapatan masyarakat, maka pendapatan tersebut dapat didistribusikan
dalam bentuk pengeluaran rumah tangga (C), pengeluaran dalam membayar pajak
(Tx), dan sebagian dari sisanya digunakan untuk tabungan (S). Apabila
pemerintah mengeluarkan dalam bentuk subsidi atau tunjangan lainnya (Tr), maka akan
menambah pendapatan terhadap masyarakat. Sehingga dari sisi pendapatan (Y)
dapat ditulis secara matematis sebagai berikut :
Y = C + Tx + S – Tr
Perekonomian
dalam keadaan seimbang apabila besarnya pendapatan yang diperoleh masyarakat
sama dengan pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat dalam perekonomian
tersebut.
Keseimbangan
terjadi apabila :
atau
Dalam
perekonomian tiga sektor terdapat adanya campur tangan pemerintah, antara lain
:
1.
Penarikan
pajak (Tx)
2.
Pembayaran
transfer oleh pemerintah (Tr)
Misalnya subsidi
atau tunjangan lainnya
Sehingga fungsi
konsumsinya adalah :
C = C0
+ b Yd
Keterangan :
C0 =
Konsumsi otonom
b = MPC
Yd = Disposible income (Y – Tx + Tr)
Pungutan pajak
yang dilakukan oleh pemerintah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.
Lum sum Taxe
Adalah pajak yang
sifatnya tetap.
Atau pajak yang
besar kecilnya tidak bergantung pada besarnya pendapatan.
Tx = Tx
2.
Proporsional Taxe
Adalah pajak yang
besar kecilnya bergantung pada besarnya pendapatan.
Tx = tY
t = marginal taxe rate (tarif pajak
marginal)
Apabila digambar
secara umum dapat ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :
3.2.1.
Keseimbangan
dalam Perekonomian 3 Sektor
Untuk mencari
keseimbangan terdapat 2 cara :
1.
Cara
1 : Ye
2.
Cara
2 : Ye
Contoh 1 :
(Lum sum taxe)
Diketahui :
(dalam milyar rupiah)
MPC = 0,8
(hasrat marjinal berkonsumsi = b)
C0 =
10 (konsumsi
minimal)
I = 30
(pengeluaran investasi perusahaan)
G = 20
(pengeluaran pemerintah)
Tx = 50
(pajak lum sum)
Tr = 40
(pembayaran transfer)
Ditanyakan
:
1.
Berapa
besarnya pendapatan nasional keseimbangan (Ye)
2.
Berapa
besarnya konsumsi keseimbangan (Ce)
3.
Berapa
besarnya tabungan keseimbangan (Se)
4.
Gambarkan
grafiknya
Jawab
:
Cara
1 : (tanpa rumus)
Fungsi
konsumsi
(hati-hati karena
3 sektor Y menjadi Yd)
1.
Mencari
besarnya Pendapatan Nasional keseimbangan
Jadi pendapatan
nasional dalam keseimbangan (Ye) sebesar 260 milyar.
Mencari Ye dengan
menggunakan rumus langsung :
Y = 260
(sama dan praktis)
2.
Mencari
besarnya konsumsi keseimbangan (Ce)
(Y
disini = Ye = 260)
Jadi besarnya
konsumsi keseimbangan (Ce) sebesar 210 milyar.
3.
Mencari
besarnya saving keseimbangan (Se)
Y = Ye = 260
Jadi tabungan
pada saat keseimbangan (Se) sebesar 40 milyar.
Untuk membuktikan
kebenarannya bisa dibuktikan dengan cara melihat kesamaan keseimbangan, apakah
hasilnya sama atau tidak. Apabila dalam kesamaan tersebut sama nilainya maka
berarti benar dalam perhitungan tersebut yaitu pada saat besarnya surplus
sektor swasta (S – I) sama dengan defisit anggaran belanja (G – Tx + Tr).
4.
Gambar
grafik
Contoh 2 :
(Proportional
taxe)
Diketahui :
(dalam milyar rupiah)
MPC = 0,8
(hasrat marjinal
berkonsumsi = b)
Co = 10
(konsumsi minimal)
I = 30
(pengeluaran investasi
perusahaan)
G = 20
(pengeluaran
pemerintah)
Tx = 0,5Y
+ 5 (pajak proporsional)
Tr = 40
(pembayaran transfer)
Ditanyakan
:
1.
Berapa
besarnya pendapatan nasional keseimbangan (Ye)
2.
Berapa
besarnya konsumsi keseimbangan (Ce)
3.
Berapa
besarnya tabungan keseimbangan (Se)
4.
Gambarkan
grafiknya
Jawab
:
Cara
1 : (tanpa rumus)
Fungsi
konsumsi
(hati-hati karena
3 sektor Y menjadi Yd)
1.
Mencari
besarnya Pendapatan Nasional keseimbangan
Jadi pendapatan
nasional dalam keseimbangan (Ye) sebesar 146,667 milyar.
Mencari Ye dengan
menggunakan rumus langsung :
2.
Mencari
besarnya konsumsi keseimbangan (Ce)
(Y disini = Ye = 146,67)
Jadi besarnya
konsumsi keseimbangan (Ce) sebesar 96,66 milyar.
3.
Mencari
besarnya saving keseimbangan (Se)
Y = Ye =
160
Jadi tabungan
pada saat keseimbangan (Se) sebesar 15 milyar.
Untuk membuktikan
kebenarannya bisa dicek dengan kesamaan keseimbangan, yaitu pada saat besarnya
surplus sektor swasta (S – I) sama dengan defisit anggaran belanja (G – Tx –
Tr)
4.
Gambar
grafik
Contoh :
DI
(Y)
|
Konsumsi (C)
|
Tabungan (S)
|
APC
|
APS
|
MPC
|
MPS
|
100
|
|
|
|
|
|
|
3.2.2.
Angka Pengganda
(Multiplier) dalam Perekonomian 3 Sektor
3.2.2.1.
Multiplier I, G,
Tx dan Tr
1.
Multiplier
Investasi
2.
Multiplier
Pengeluaran Pemerintah
3.
Multiplier
Pajak
4.
Multiplier
Pembayaran Pemerintah
3.2.2.2.
Perubahan
Pendapatan Akibat Adanya Perubahan I, G, Tx dan Tr
Rumusnya adalah
sebagai berikut :
1.
dY
= kI dI
2.
dY
= kG dG
3.
dY
= kTx dTx
4.
dY
= kTr dTr
Contoh :
Diketahui : C =
10 + 0,75 Yd
Mencari besarnya
dY apabila terdapat kenaikan pengeluaran investasi (dI) sebesar 2 milyar, maka
pendapatan nasional akan naik sebesar :
dY = 4 2
= 8 M
Apabila terdapat
kenaikan pengeluaran pemerintah (dG) sebesar 5 milyar, maka pendapatan nasional
akan naik sebesar :
dY = 4 5
= 20 M
Adanya penerimaan
pajak naik (dTx) sebesar 5 milyar, maka pendapatan nasional akan turun sebesar
:
dY = -3 5
= -15 M
Apabila terdapat
kenaikan pengeluaran transfer (dTr) sebesar 4 milyar, maka pendapatan nasional
akan naik sebesar :
dY = 3 4
= 12 M
3.2.2.3.
Multiplier
Anggaran Belanja Berimbang (ABB)
Anggaran belanja
berimbang adalah pengeluaran pemerintah (G) yang besarnya dibiayai dari
besarnya pajak yang sama tetapi pendapatan nasional akan meningkat. Apabila
angka ABB disingkat menjadi kB, maka besarnya kB adalah :
Contoh :
Carilah besarnya
perubahan pendapatan nasional apabila dalam suatu perekonomian besarnya G
adalah 50 yang mana besarnya G tersebut dibiayai dari besarnya pajak. Untuk itu
dapat dicari besarnya dY sebagai berikut :
3.2.2.4.
Multiplier dengan
Pajak Proporsional
Analisis dengan
pajak proportional dengan pajak lum sum sebenarnya sama, hanya saja fungsi
pajaknya yang berbeda, sehingga angka penggandanya mengalami perubahan.
Secara matematis
bentuk persamaan adalah :
Tx = To + tY
Apabila dicari
besarnya angka pengganda, maka perlu adanya keseimbangan terlebih dahulu dalam
perekonomian, sehingga :
Y = C + I + G
Apabila
I = I;
G = G; Tr = Tr
Secara matematis
dapat dicari pendapatan dalam keadaan keseimbangan, dengan mensubstitusikan
rumus yang ada seperti pada sebelumnya, maka Ye adalah :
Dari persamaan
tersebut dapat dicari besarnya perubahan pendapatan (dY) yaitu :
Contoh :
Diketahui :
C = 5 + 0,8 Yd
Tx = 10 + 0,2 Y
Berdasarkan rumus
yang ada maka dapat dicari :
1.
kI
= 3,57
2.
kG
= 3,57
3.
kTx = -2,85
4.
kTr
= 2,85
Perubahan
pendapatan akibat adanya perubahan I, G, Tx dan Tr dalam menghadapi pajak
proporsional, rumusnya adalah sebagai berikut :
1.
dY
= kI dI
2.
dY
= kG dG
3.
dY
= kTx dTx
4.
dY
= kTr dTr
Contoh :
Diketahui :
C = 10 + 0,75 Yd
Tx = 5 + 0,1 Y
Mencari besarnya
dY apabila terdapat kenaikan pengeluaran investasi (dI) sebesar 2 milyar, maka
pendapatan nasional akan naik sebesar :
Apabila terdapat
kenaikan pengeluaran pemerintah (dG) sebesar 5 milyar, maka pendapatan nasional
akan naik sebesar :
Apabila
penerimaan pajak naik (dTx) sebesar 5 milyar, maka pendapatan nasional akan
turun sebesar :
Apabila terdapat
kenaikan pengeluaran transfer (dTr) sebesar 4 milyar, maka pendapatan nasional
akan naik sebesar :
BAB IV
ANALISA
PENDAPATAN NASIONAL
Berdasarkan
kegiatan ekonomi yang ada, maka dalam menganalisa pendapatan nasional dapat
dibagi menjadi 3 yaitu :
1.
Perekonomian
sederhana (Perkonomian 2 sektor) = perekonomian tertutup dan swasta (closed and
private economy).
2.
Perekonomian
3 sektor / perekonomian tertutup (closed economy)
3.
Perekonomian
terbuka (open economy) / perekonomian 4 sektor
1.
Perekonomian
Sederhana (Perkonomian 2 sektor) = perekonomian tertutup dan swasta (closed and
private economy).
Closed and
private economy artinya didalam perekonomian itu GNP-nya hanya terbentuk dari
unsur konsumsi dan investasi saja, tanpa ada unsur pemerintah (itulah sebabnya
disebut perekonomian swasta ), maupun hubungan dengan luar negeri (itulah
sebabnya disebut perekonomian tertutup- tertutup dari dunia luar.
1.1
Pendapatan
Nasional Keseimbangan
1.1.1.
Fungsi
Konsumsi (Consumption Function)
Setiap pendapatan
niscaya akan - pertama-tama – dikeluarkan untuk keperluan konsumsi, sedangkan
sisanya akan ditabung. Secara teknis, pernyataan tersebut diatas dapat
dituliskan dengan singkat sebagai berikut:
Y = C + S
Dimana : Y = pendapatan (income)
C = konsumsi (consumption)
S =
tabungan (saving)
Didalam
ilmu ekonomi konsumsi berarti penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan
kebutuhan manusiawi (the use of goods and services in the satisfaction of
human wants). Tetapi harap diingat bahwa beberapa macam barang, seperti
mesin-mesin maupun bahan mentah, dipergunakan untuk menghasilkan barang lai.
Hal ini dapat kita sebut sebagai konsumsi produktif (productive
consumption),sedangkan konsumsi yang dapat langsung memuaskan kebuthan
disebut sebagai konsumsi akhir (final consumption). Akan tetapi yang
dimaksud dengan istilah konsumsi dalam pembahasan kita adalah konsumsi akhir.
Apabila
pendapatan (Y). pengeluaran (E) dan konsumsi (C ) maka keseimbangan dalam
prekonomian adalah :
Y = C
Menurut
Keynes :
C =
f (Y)
C = Co + bY
b = MPC = dC/dY
0 < MPC < 1
dimana
:
C = pengeluaran konsumsi rumah
tangga = consumptions
Co = konsumsi
minimal rumah tangga = konsumsi pada saat seseorang tidak memiliki pendapatan =
autonomous consumption
b = MPC = hasrat marginal berkonsumsi = Marginal
Propensity to Consume artinya seberapa besar tambahan konsumsi akibat
tambahan pendapatan. MPC bernilai positif artinya jika pendapatan naik maka
konsumsi naik pula, demikian sebaliknya.
Perekonomian dalam keseimbangan
pada saat :
Y = E karena pengeluaran hanya
C, maka Y = C disebut juga BEP (Break
Even Point = titik keseimbangan.
YBEP yaitu pada saat Y = C
Y = Co + bY
Y-bY = Co
(1-b)Y = Co
Co
YBEP =
(1-b)
C
Y
= E
C=
C0 + bY
Co
450
450
YBEP Y
Contoh 1:
Y1 =
100 C1 = 90
Y2 =200 C2 = 150
Carilah :
Fungsi konsumsi dan YBEP
Gambarkan grafiknya
Jawab :
b= DC/DY = (C2 –
C1)/(Y2 – Y1) = ( 150-80)/(200-100) = 70/100 =
0,7
C = Co + 0,7Y
Untuk mencari
Co, masukkan Y1 dan C1
80
= Co + 0,7 (100)
Co = 80 – 70
= 10 maka fungsi konsumsinya adalah C = 10 +
0,7Y
Co 10 10
YBEP = = = =
33
1-b 1-0,7 0,3
C
Y
= E
C=
10+ 0,7Y
10
YBEP
= 33,33 Y
Latihan 2 Y1 = 175 C1 = 140
Y2 = 250 C2
= 200
Carilah :
Fungsi konsumsi dan YBEP
Gambarkan grafiknya
1.1.2 Fungsi
Tabungan (Fungsi Saving)
Perekonomian dalam keadaan
keseimbangan apabila BESARNYA pendapatan sama dengan pengeluaran, karena
pengeluaran ada dua yaitu konsumsi rumah tangga ( C) dan pengeluaran investasi
perusahaan (I) keseimbngan terjadi pada saat :
E = C + I
Dan kesamaan
pendapatan adalah :
Y = C + S
Keseimbangan
terjadi pada saat :
Y = E
C + S = C + I
S = I
Dalam perekonomian tabungan (S) =
kebocoran, investasi (I0 = suntikan.
Untuk mengetahui fungsi tabungan dapat
dilakukan dengan cara aljabar sebagai berikut :
Fungsi
tabungan :
Y = C+ S
S = Y- C
S = Y- (Co + bY)
S = Y –Co- bY
S = -Co + Y-bY
S = -Co + (1-b) Y
1-b = MPS = Marginal Propensity to Saving
= Hasrat menabung marginal adalah seberapa besar tambahan tabungan akibat
bertambahnya pendapatan .
MPS = DS/DY
Contoh 2 : dari contoh 1 diatas
tentukanlah Fungsi Saving dan gambarkan
grafiknya!
Jawab :
Fungsi konsumsi : C= 10 + 0,7Y
Diketahui : Co = 10 ; b = 0,7
S = -Co + (1-b)Y
S = -10 +
(1-0,7)Y
S = -10 + 0,3
Y
C
Y
= E
C=
10+ 0,7Y
10 S
= -10 + 0,3Y
YBEP =
33,33 Y
-10
Latihan 2 : berdasarkan hasil perhitungan
pada latihan 1 tentukanlah Fungsi Saving dan gambarkan grafiknya.
Hubungan
antara MPC, MPS, APC dan APS
MPC + MPS = 1
DC DS
+ = 1
DY DY
DC + DS DY
= 1 =
1
DY DY
APC = Average Propensity to Consume
(hasrat mengkonsumsi rata-rata) = C/Y
APS = Average Propensity to Saving
(Hasrat menabung rata-rata) = S/Y
APC + APS = 1
C/Y + S/Y
= 1
C + Y Y
= 1 = 1
Y Y
Hubungan
antara Y, C, S
Lengkapilah Tabel dibawah ini
Y
|
C
|
S
|
MPC
|
MPS
|
APC
|
APS
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
0
|
100
|
….
|
….
|
….
|
….
|
….
|
100
|
180
|
….
|
….
|
….
|
….
|
….
|
400
|
420
|
….
|
….
|
….
|
….
|
….
|
500
|
500
|
….
|
….
|
….
|
….
|
….
|
1000
|
900
|
….
|
….
|
….
|
….
|
….
|
2000
|
1700
|
….
|
….
|
….
|
….
|
….
|
3000
|
2500
|
….
|
….
|
….
|
….
|
….
|
4000
|
3300
|
….
|
….
|
….
|
….
|
….
|
1.3
1.4